JAKARTA - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan, KH Ahmad Fahrur Rozi menilai, kondisi keamanan menjelang natal dan tahun baru aman dari tindak radikalisme.
Ketua PBNU yang biasa disapa Gus Fahrur Rozi itu meyakini, sikap toleransi antar umat beragama sangat penting dalam menjaga kerukunan antar umat beragama. PBNU akan secara aktif dalam mengkampanyekan sikap toleransi antar umat beragama untuk menciptakan Indonesia yang lebih aman.
“Kita semua menjalankan agama masing-masing dengan baik, tetapi jangan terlalu berlebihan sehingga bisa mengganggu kepercayaan orang lain. Dalam perayaan Natal ini justru umat Muslim harus menghargai dan mendukung umat Nasrani yang merayakan Natal,” kata Razi dalam keterangan tertulis, Jumat (23/12/2022).
Fahrur Rozi menjelaskan, menjelang natal dan tahun baru, PBNU akan ikut terlibat dalam menjaga keamanan dan ketertiban sebagai bentuk tidak pencegahan adanya tindak intoleransi yang didasarkan atas dasar radikalisme.
 BACA JUGA:Libur Nataru, 769 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek, Mayoritas ke Arah Trans Jawa dan Bandung
Ia menjelaskan, radikalisme lahir dari adanya pemahaman yang salah dari agama, pemahaman yang tidak lengkap dan disampaikan secara sepotong-sepotong.
Dia mengatakan, bahwa peran guru dalam menciptakan moderasi beragama yang ada di Indonesia. hal ini sangat penting karena mereka menjadi rujukan pola pikir bagi para muridnya. Dan jika guru tidak moderat mengajarkan radikal ia akan melahirkan murid-murid radikal.
“Materi penting tapi guru yang menyampaikan lebih penting. Jadi bisa diterima atau tidak tergantung yang membawakan,” kata Ahmad Fahrur Rozi.
Lebih lanjut, Ahmad Farur Rozi menjelaskan, Moderasi beragama harus dimulai dengan sikap adil. Setiap umat beragama harus memberikan ruang untuk setiap perbedaan pendapat dan tafsir bagi umat seagama maupun berbeda agama.
 BACA JUGA:Puncak Arus Mudik Nataru di Bandara Soekarno-Hatta, Jumlah Penumpang Hampir 150 Ribu
“Adil adalah kata kuncinya. Islam mengajarkan tidak boleh ada kebencian yang kemudian menjadikan tidak adil, kita tidak boleh merasa benar sendiri dan tidak boleh memaksakan, harus saling menghormati dan saling menghargai,” imbuh ketua PBNU.
Follow Berita Okezone di Google News